Berita Terkini :
Home » , , » Perintah Membaca Dalam Al-Qur'an

Perintah Membaca Dalam Al-Qur'an

Apabila kita cermati kondisi pendidikan di masyarakat kita, terutama di sekitar kita, ternyata masih relative memprihatinkan. Semangat untuk bersekolah masih sangat perlu mendapat perhatian dari semua pihak. Masih banyak sekali para orang tua yang bukan hanya bingung cara mencari uang untuk biaya sekolah, tetapi bingung dalam memberi semangat pada anak-anaknya agar semangat belajar betul-betul timbul nyata. Yang ironis lagi adalah banyak orang tua yang masih sekedar menyekolahkan anaknya, tidak tahu sekolah di mana, dan bagaimana kondisi sekolah. Yang pasti, situasi belajar di rumah untuk setiap harinya belum dapat tercipta dengan sendirinya. Salah satunya adalah masih banyak para orang tua yang enggan meninggalkan acara TV kesayangan, sehingga ketika harus mendampinya anak-anaknya belalajar, TV tetap hidup dan ditontonnya. Akibatnya anakpun ikut-ikutan, bahkan akhirnya berebut untuk  menonton acara kesayangan masing masing.

Kalau kita cermati lagi, bahwa kegiatan belajar, perlu ditanamkan kepada anak lebih dini. Lebih awal anak dikenalkan pada cara yang rutin dilakukan oleh orang tuanya, insya Allah akan membiasakan anak untuk menyenangi bacaan, yang pada gilirannya akan membawa kepada perubahan yang cukup berarti bagi peningkatan penguasaan pengetahuan.
Dalam konteks membaca dan belajar ini,  Allah telah berfirman. ” (QS Al-Alaq: 1-5)
  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
  2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
  3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
  4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
  5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Kegiatan membaca sedemikian penting dalam al Qur’an. Sampai-sampai, ayat yang pertama kali diturunkan, dalam sejarah turunnya al Qur’an, adalah perintah membaca. Lewat membaca orang akan menjadi tahu, mengerti dan bahkan paham tentang sesuatu yang dibacanya. Pengertian membaca ini, tentu tidak saja dalam pengertian terbatas, membaca tulisan Membaca bisa dalam pengertian luas, membaca fenomena alam atau sosial yang terbentang di sekitar kita. Seringnya banjir, kebakaran hutan, kekerasan terjadi di mana-mana akibat ketidakpuasan, kebodohan dan kemiskinan yang tidak kunjung teratasi.
Dalam al Qur’an, perintah membaca atas nama-Nya terhadap apa saja yang telah diciptakan. Perintah membaca, segera diikuti oleh pengenalan terhadap sifat Allah yang mulia, (yang Maha Pemurah dan  Maha Pencipta). Dua hal ini, kiranya dapat membawa alam pikiran kita pada pengertian bahwa betapa dua hal itu menjadi sangat penting dalam kehidupan ini, yaitu membaca dan mengenal ciptaan sekaligus siapa Pencipta itu sensungguhnya.
Kegiatan membaca yang dilakukan secara konsisten dan kontinyu, pasti akan membawa dampak yang sangat luar biasa pada kehidupan si pembaca. Yang pasti mereka bertambah ilmunya, lebih dahulu mengetahui, sehingga dapat lebih dahulu mencipta dari hasil bacaannya.
Bangsa-bangsa barat, yang mengutamakan kegiatan membaca terhadap ciptaan Allah, ternyata lebih dulu menguasai ilmu pengetahuan. Selanjutnya, mereka mengembangkan dan mengimplementasikan dalam bentuk teknologi. Ditemukannya berbagai fasilitas kehidupan, alat-alat transportasi dan informasi yang sedemikian canggih.
Perintah membaca ini merupakan perintah yang paling berharga yang diberikan kepada umat manusia. Sebab, membaca merupakan jalan yang akan mengantarkan manusia mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. Sehingga, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban yang mulia, yang sesuai dengan fitrah manusia. Allah SWT berfirman,
”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al-Mujadalah: 1)
Yang merupakan hasil dari kegiatan membaca atau riset ini antara lain Teknologi pesawat udara, misalnya yang semakin tahun menjadi semakin canggih, adalah juga merupakan contoh hasil dari kegiatan membaca itu. Mereka melakukan kegiatan itu, secara terus menerus tanpa henti. Dengan begitu selanjutnya, mereka juga selalu menyempurnakannya, sehingga selalu berhasil dapat menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Sebaliknya, bangsa-bangsa yang tidak memperhatikan kegiatan membaca, maka akibatnya mereka selalu tertinggal di belakang. Mereka tidak pernah berada di depan, memimpin perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan tidak sedikit mereka yang tertinggal. Ada istilah “gatek”, kependekan dari gagap teknologi. Artinya, mereka selalu ketinggalan zaman. Mereka tertinggal oleh orang lain, karena terlambat dalam mengikuti perkembangan. Aneh, sebatas mengikut saja tertinggal, apalagi mencipta. Ketertinggalan itu sesungguhnya sebagai akibat lemahnya tradisi atau budaya membaca
Umat Islam, oleh para pimpinannya seringkali masih diajak untuk berbeda dan berpolemik terhadap hal yang sederhana, yang seungguhnya kurang produktif, tetapi sangat menyita energi, misalnya dalam menentukan jatuhnya hari raya, jumlah roka’at dalam sholat tarweh dan lain-lain. Sudah waktunya, al Qur’an dilihat secara lebih komprehensif agar pesan-pesannya ditangkap secara luas dan mendalam, hingga berhasil dijadikan bekal untuk meraih keberhasilan, menjadi ummat terbaik di muka bumi ini. Allahu a’lam

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Like Kami

Popular Posts

picasion.com
 
Alamat : Jalan Ferdinan Allaw | Desa Rawak Hilir | Kec. Sekadau Hulu Kab. Sekadau
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. MIA Rawak - All Rights Reserved
Template Edit by Logita Anugraha Published by MIS Amaliyah Rawak