Kalau kita cermati lagi, bahwa
kegiatan belajar, perlu ditanamkan kepada anak lebih dini. Lebih awal anak
dikenalkan pada cara yang rutin dilakukan oleh orang tuanya, insya Allah akan
membiasakan anak untuk menyenangi bacaan, yang pada gilirannya akan membawa
kepada perubahan yang cukup berarti bagi peningkatan penguasaan pengetahuan.
Dalam konteks membaca dan belajar
ini, Allah telah berfirman. ”
(QS Al-Alaq: 1-5)
- Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan,
- Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah.
- Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah,
- Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam.
- Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.
Kegiatan membaca sedemikian penting
dalam al Qur’an. Sampai-sampai, ayat yang pertama kali diturunkan, dalam
sejarah turunnya al Qur’an, adalah perintah membaca. Lewat membaca orang akan
menjadi tahu, mengerti dan bahkan paham tentang sesuatu yang dibacanya.
Pengertian membaca ini, tentu tidak saja dalam pengertian terbatas, membaca
tulisan Membaca bisa dalam pengertian luas, membaca fenomena alam atau sosial
yang terbentang di sekitar kita. Seringnya banjir, kebakaran hutan, kekerasan
terjadi di mana-mana akibat ketidakpuasan, kebodohan dan kemiskinan yang tidak
kunjung teratasi.
Dalam al Qur’an, perintah membaca
atas nama-Nya terhadap apa saja yang telah diciptakan. Perintah membaca, segera
diikuti oleh pengenalan terhadap sifat Allah yang mulia, (yang Maha Pemurah
dan Maha Pencipta). Dua hal ini, kiranya dapat membawa alam pikiran kita
pada pengertian bahwa betapa dua hal itu menjadi sangat penting dalam kehidupan
ini, yaitu membaca dan mengenal ciptaan sekaligus siapa Pencipta itu
sensungguhnya.
Kegiatan membaca yang dilakukan
secara konsisten dan kontinyu, pasti akan membawa dampak yang sangat luar biasa
pada kehidupan si pembaca. Yang pasti mereka bertambah ilmunya, lebih dahulu
mengetahui, sehingga dapat lebih dahulu mencipta dari hasil bacaannya.
Bangsa-bangsa barat, yang
mengutamakan kegiatan membaca terhadap ciptaan Allah, ternyata lebih dulu
menguasai ilmu pengetahuan. Selanjutnya, mereka mengembangkan dan
mengimplementasikan dalam bentuk teknologi. Ditemukannya berbagai fasilitas
kehidupan, alat-alat transportasi dan informasi yang sedemikian canggih.
Perintah membaca ini merupakan
perintah yang paling berharga yang diberikan kepada umat manusia. Sebab,
membaca merupakan jalan yang akan mengantarkan manusia mencapai derajat
kemanusiaan yang sempurna. Sehingga, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa
membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban yang mulia, yang sesuai
dengan fitrah manusia. Allah SWT berfirman,
”Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.” (QS Al-Mujadalah: 1)
Yang merupakan hasil dari kegiatan
membaca atau riset ini antara lain Teknologi pesawat udara, misalnya yang
semakin tahun menjadi semakin canggih, adalah juga merupakan contoh hasil dari
kegiatan membaca itu. Mereka melakukan kegiatan itu, secara terus menerus tanpa
henti. Dengan begitu selanjutnya, mereka juga selalu menyempurnakannya,
sehingga selalu berhasil dapat menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dan
perkembangan zaman.
Sebaliknya, bangsa-bangsa yang
tidak memperhatikan kegiatan membaca, maka akibatnya mereka selalu tertinggal
di belakang. Mereka tidak pernah berada di depan, memimpin perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bahkan tidak sedikit mereka yang tertinggal. Ada
istilah “gatek”, kependekan dari gagap teknologi. Artinya, mereka selalu
ketinggalan zaman. Mereka tertinggal oleh orang lain, karena terlambat dalam
mengikuti perkembangan. Aneh, sebatas mengikut saja tertinggal, apalagi mencipta.
Ketertinggalan itu sesungguhnya sebagai akibat lemahnya tradisi atau budaya
membaca
Umat Islam, oleh para pimpinannya
seringkali masih diajak untuk berbeda dan berpolemik terhadap hal yang
sederhana, yang seungguhnya kurang produktif, tetapi sangat menyita energi,
misalnya dalam menentukan jatuhnya hari raya, jumlah roka’at dalam sholat
tarweh dan lain-lain. Sudah waktunya, al Qur’an dilihat secara lebih
komprehensif agar pesan-pesannya ditangkap secara luas dan mendalam, hingga
berhasil dijadikan bekal untuk meraih keberhasilan, menjadi ummat terbaik di
muka bumi ini. Allahu a’lam
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !