1. Bagi orang asia ukuran sukses adalah diukur dari banyak materi
yang dimiliki seperti uang, mobil, rumah mewah dan lain sebagainya.
2.
Bagi orang asia banyaknya kekayaan lebih di hargai dari pada
cara memperolehnya.
3.
Bagi orang asia pendidikan identik dengan hapalan berbasis pada
kunci jawaban bukan pada pengertian. Makanya olimpiade mate-matika fisika
selalu menang, bukan pada tingkat kreatifitas.
4.
Karena berbasis hapalan murid-murid di asia di jejali sebanyak
mungkin pelajaran.
5.
Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat-
nya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian
untuk mengambil resiko kurang dihargai.
6.
Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya
rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.
Di
dalam bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sbb:
1.
Hargai proses. Hargailah orang karena pengabdiannya bukan karena
kekayaannya.
2.
Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid
memahami bidang yang paling disukai.
3.
Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika.
Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan?
Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar-benar dikuasainya.
4.
Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta)
nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu
yg lebih cepat menghasilkan uang.
5.
Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO
BERTANYA!
6.
Guru adalah fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya.
Mari akui dengan bangga kalau KITA TIDAK TAHU!
7.
Passion manusia
adalah anugerah Tuhan..sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk
mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.
Demikian
kutipan sedikit tentang buku yang di tulis oleh Prof.Ng Aik Kwang mudah-mudahan
kita semua dapat pencerahan sehingga kita mampu bersaing dengan dunia barat.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !